
Ia temukan tubuhnya
setelah sekian lama.
Daging warna pualam
terlentang, terpejam.
Ia sapa dengan sentuhan.
Tubuh meliuk enggan.
Ia tanya: apa kabar?
Tubuhnya pura-pura
tak mendengar.
Ia, yang terlahir sebagai tuan,
tak mau lagi kehilangan.
Didekapnya daging pualam,
dibujuknya agar mau pulang.
Tubuh bergetar
lalu menggelinjang.
Ia memilih jadi ular
daripada sekedar sarang.
(Ubud, November 2011)
0 comments:
Post a Comment