Kapalku tiba di Sape
pada penghujung sore.
Cahaya emas berpendaran
menghias sudut-sudut pelabuhan.
Merah senja dari darah
yang siang tadi baru tumpah.
Tak ada sapa yang kukenal
seperti dulu sebelum kutinggal.
Gentar merambat pelan
dari telapak kaki ke pikiran.
Masihkah ingin pulang
ke rumah yang telah hilang?
Kukemas kembali
keluh kekalahan,
kupanggul lagi
beban pengasingan.
Aku kembali ke kapal
untuk kalah
dan terbuang
di tanah seberang.
(Pelabuhan Sape - Bima, Desember 2011)
Thursday, December 29, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment