Ibuku pulang,
terbungkus rapi
dalam kardus panjang,
setelah tiga hari
menempuh perjalanan.
Ibuku tertidur kaku
dengan lutut ditekuk
agar kardus itu cukup.
Kami mengelilinginya
sambil menutup hidung,
melawan anyir
yang bosan terkurung.
Kain penutupnya dibuang,
lalu kami bakar.
Jangan ada satu pun barang
yang tertinggal
dari negeri pemberi sial.
Saat ibuku telanjang,
kami menghitung lebam:
segitiga, panjang, dan bulatan.
Bapakku mengendus lengan,
leher, puting, dan liang.
Ada bau yang bukan milik ibu,
ada birahi yang tak ibu nikmati.
(Magetan, Desember 2007)
Thursday, December 08, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment