Ia cemburu pada ganggang,
yang hanya diam untuk bertahan.
Ia mau jadi terumbu,
tersembunyi dari gerus waktu.
Ia geram pada ikan,
yang bersolek merebut perhatian.
Tapi ia hanya tubuh legam,
tiap hari memetik sabar
untuk ditukar dengan harapan.
Sepanjang usia merayu kelapa,
agar mau diberi harga.
Habis waktu menanti misa,
pengobat segala kecewa.
Ia pemilik lautan,
rumah untuk ganggang,
terumbu dan ikan.
(Bunaken, Mei 2009)
0 comments:
Post a Comment