About Me

My Photo
Okky Madasari
Menulis, memotret, merangkai nada, dan menikmati perjalanan adalah hobi tercinta saya. Blog ini hanya kamar penuh serakan gambar dan kata, jejak-jejak pengalaman dan peristiwa. Hak cipta tulisan dan gambar ada pada pemilik blog. Selamat membaca.
View my complete profile

Tuesday, August 11, 2009

Surat untuk Kekasihku

Sayang, kau tahu betapa selama bertahun-tahun aku begitu mencintaimu. Setiap pagi, ketika mata ini mulai terbuka, aku selalu mencarimu. Menatapmu, memelukmu, lalu menanyakan bagaimana kabarmu. Kamu akan menjawabnya dengan berbagai cerita yang tak pernah bosan aku dengarkan.

Sayang, aku ingat saat pertama kali berkenalan denganmu. Saat itu listrik baru saja masuk di desaku. Semua rumah jadi terang, semua orang jadi girang. Lalu engkau datang bersama Bapakku. Dari sebuah toko di kota, kau menghiasi rumah kami di desa. Membawa suka cita. semua orang menyambutmu dengan bahagia.

Sejak kau datang, rumahku selalu ramai dipenuhi orang-orang. Mereka juga ingin melihatmu. Memandang kemolekanmu, ikut mencicipi kehebatanmu. Mereka semua bilang kamu hebat. Mereka juga berkata kamu sangat pintar. Kamu memberi tahu kami banyak hal yang tak pernah kami kenal. Kamu seperti seorang resi, tempat orang-orang berguru dan mencari tahu. Kamu seperti kitab suci, tempat orang percaya tanpa lagi bertanya. Tapi kamu juga menjadi matahari pagi, yang menerangi dan membuat cerianya hati.

Bersamamu aku tumbuh besar. Kau menemaniku melewati masa-masa sekolahku. Menghiburku sepanjang hari, membuatku lebih pintar dan lebih berani. Oh..sayang, aku makin mencintaimu dari hari ke hari. Tak bisa kubayangkan kalau kau tak pernah datang ke rumahku waktu itu. Pasti aku hanya akan menjadi anak desa yang dungu, yang hanya tahu apa kata ibuku.

Sayang, tapi kenapa kau berubah akhir-akhir ini. Kau mengoceh tanpa henti, tanpa sedikitpun bertanya apa yang ingin aku ketahui. Kau ulang-ulang cerita yang sedikitpun aku tak bisa mengerti. Sering juga kau salah informasi, tapi kau tetap tak peduli.

Suatu malam aku pernah bertanya, kenapa kau jadi begini. Jawabmu, zaman sudah berubah kini. Semuanya harus cepat dan berani. Lalu aku tanya lagi, kenapa kau sering salah informasi. Kamu jawab, itu bukan salah informasi, hanya belum diklarifikasi.

Lalu bagaimana dengan orang-orang yang merasa kau bohongi? Kau jawab tak peduli. Salah sendiri masih tetap ada di sini.

Aku bertanya masihkah kau ingat seorang perempuan yang katamu ibunya Nur Hasbi? Aku melihatmu, memaksa perempuan itu mengakui apa yang kau maui. Dan saat kau tahu itu tidak benar, tidakkah sedikit saja kau merasa bersalah?

Lalu kemarin kamu membohongiku lagi. Katamu laki-laki itu orang yang paling dicari. Kau ceritakan padaku, laki-laki itu bertubuh tinggi, berjalan tegap, dengan peledak yang terlilit di badannya. Lalu katamu laki-laki itu yang mengaku sendiri, dialah orang yang sedang dicari polisi.

Sayang, aku melihatmu, berada begitu dekat dengan tempat itu. Tentu saja aku yang bodoh ini mempercayaimu. Tapi lagi-lagi kau menipuku.

Sayang, masih adakah satu saja alasan agar aku kembali mencintaimu?


0 comments: