About Me

My Photo
Okky Madasari
Menulis, memotret, merangkai nada, dan menikmati perjalanan adalah hobi tercinta saya. Blog ini hanya kamar penuh serakan gambar dan kata, jejak-jejak pengalaman dan peristiwa. Hak cipta tulisan dan gambar ada pada pemilik blog. Selamat membaca.
View my complete profile

Saturday, July 26, 2008

Titik Temu

Hubungan dua manusia, sebagaimana negosiasi, adalah proses menuju titik tengah. Saat saya mengurangi kemauan saya dan dia menambah upaya untuk memenuhi keinginan saya. Ketika dia sedikit mengabaikan kepentinganya dan saya berusaha untuk selalu memahaminya. Kami bergerak bersama meninggalkan ego masing-masing demi satu kata : kompromi.

Saat dia mulai merindukan bau laut, bergulung-gulung di ombak, dan terlentang di atas pasir tanpa kata-kata, dia telah berkompromi untuk saya. Saya berkompromi untuknya, saat saya mulai menghabiskan waktu - dan kini mulai menikmati - menonton film-film superhero bersamanya.

Di satu Jumat malam saat menghadiri malam mappaci sahabat saya, saya melihatnya mematikan telepon genggam. Dia meninggalkan meeting untuk saya. Dia juga tahu, setiap hari saya mencari The Jakarta Post hanya sekedar untuk mengetahui apa yang telah ditulisnya.

Hubungan dua manusia, tidak sama dengan dagang, dimana satu barang harus ditukar dengan barang lain yang nilainya setara. Jika kita punya cabe, sementara yang orang butuhkan adalah kecap, kita tak harus memaksakan diri menyerahkan cabe untuk mengganti roti yang telah dia berikan. Dia juga tidak perlu memaksakan diri makan gudeg meski saya telah belajar makan konro. Ada kalanya saya dan dia membiarkan sesuatu apa adanya, tanpa harus ditambah atau dikurangi agar berada di titik tengah.

Ketika dia terus bicara loe-gue, sementara saya menginginkan menjadi aku-kamu, kami tak mencapai titik temu. Dia tidak berubah menjadi aku-kamu, dan saya tetap bicara aku-kamu. Saya meminta, dia berhak menolak. Saya baru sadar, itulah arti lain kata kompromi.

Saat dia tak mengharuskan perayaan pernikahan dalam adat Makassar, dan menyerahkannya pada pilihan saya, dia telah berkompromi dengan caranya. Kompromi tanpa harus menuju titik tengah.

Ketika dia menghabiskan waktu dengan bicara tentang pekerjaan, saya tahu menjalin hubungan berarti belajar untuk lebih mendengar. Dan ketika saya terus-terusan bercerita tentang sahabat-sahabat saya, ia memahami hakikat berhubungan adalah semakin mengenal satu sama lain.

Anyer, 19-20 Juli 2008

5 comments:

Trian Hendro A. said...

kapan kamu rencana nikah Ky?? ;p

Okky Madasari said...

tenang aja, kalo udah mendekati waktunya undangan pasti sampai:) harus dateng lho ya!!!

andi IRMAN said...

tulsan yang sangat bagus dan inspiratif. kamu pandai sekali menulis bu...

butterfly menikmati dunia said...

Tanda-tandanya untuk next level of relationship nih...ditunggu ya undangannya :)

Anonymous said...

okky...your writing relates me so much. mudah2an kita bisa melakoninya sampe tua yaahhh