"....dan pemenang bidang hukum kategori hard news adalah....."
"...Siapa Bakar Pasar Turi?...."
Aku bernafas lega. Kedua tangan kutepukkan dengan sepenuh hati. Bukan, bukan aku yang menang.
Tapi aku benar-benar merasa lega. Ketegangan yang telah membelit sejak awal rangkaian acara malam final Anugerah Adiwarta Sampoerna 2007 hari Jumat lalu, usai sudah. Begitu juga kegelisahan- kegelisahan bercampur permohonan setengah hati pada Tuhan sejak diumumkan sebagai salah satu nominasi penghargaan bergengsi ini untuk kategori hard news bidang hukum.
Jujur, di malam final itu aku siap untuk kalah...mm..sebenarnya lebih tepatnya siap untuk tidak menjadi pemenang diantara ketiga finalis. Aku juga siap untuk tidak berhak atas uang Rp18 juta.
Sebuah mental dan perasaan yang jarang kumiliki dalam setiap kompetisi. Dalam sebuah cerita masa kecil yang selalu diulang oleh Mama, aku pernah menangis hebat saat kalah dalam sebuah perlombaan makan kerupuk. Aku selalu takut gagal dan sulit menerima kekalahan.
Tapi kali ini berbeda.
Hati kecil ku berkata belum waktu ku mendapatkan penghargaan tersebut. Ini sebuah kompetisi akbar yang melibatan karya-karya jurnalistik terhebat dari jurnalis-jurnalis yang hebat pula.
Masuk menjadi salah satu diantara tiga finalis, sudah merupakan kebanggaan yang luar biasa bagi ku. Seorang wartawan pemula, yang belum genap dua tahun menjadi pelaku dalam kegiatan jurnalisme.
Aku sangat paham, ajang ini berbeda dengan berbagai perlombaan yang sering digelar instansi dan perusahaan. Tidak ada unsur promosi dan sosialisasi program. Gaung 'gengsi' penghargaan ini, paling mudah terlihat dari kemasan acara malam final. Mulai dari MC Sarah Sechan dan Charles Bonar Sirait, hingga pendukung acaranya, seperti Didi Petet dan Butet Kertaradjasa.
Juga dari orang-orang yang ditunjuk sebagai juri sejak tahap awal, semi final, hingga final. Diantaranya Effendi Ghazali, Indria Samego, Harkristuti Harkrisnowo, juga Rosihan Anwar.
Tuhan...masih pantaskah aku berharap?
Ketika seorang kawan menyarankan aku untuk bersungguh-sungguh berdoa dan bertorakat hingga malam pengumuman, aku sungguh setengah hati melakukannya. Walaupun aku percaya segala keputusan paling final ada ditanganNya, kali ini aku merasa mau untuk meminta.
Pernahkan kalian merasakannya? Malu meminta kepada Tuhan, karena merasa ini bukan hak kita.
Walau sebenarnya sisi hati kecil ku yang lain tetap berharap. Demi sebuah rencana perjalanan bersama, ke Pulau Umang juga ke Bromo. Tentu hanya perlu bagian kecil dari delapan belas juta untuk perjalanan itu.
hiks...maaf kawan-kawan...ternyata belum rezeki kita..:)
Dan ketika akhirnya dua dari 18 gelar terbaik diberikan pada dua rekan di Jurnal Nasional, Yamin Panca Setia untuk kategori hard news politik, dan Rusman untuk feature sosial, aku benar-benar turut berbahagia dan berbangga. Mereka berdua memang pantas dan layak mendapatkannya. Sebuah hadiah dari Tuhan tepat di hari menjelang pernikahan.
makanya...kalau berniat yang baik dunk. Masak niat dapet 18 juta buat jalan-jalan, coba buat nikah..huehehehe
Rasa salut juga kuberikan pada dua rekan dari Jurnas lainnya yang berhasil masuk nominasi. Hikmat Soeritanuwijaya untuk hard news dan feature olahraga dan Yudhi Sukma untuk foto jurnalistik seni dan budaya.
Tiga juta lumayan juga brow...apalagi plus nginep di Hotel Sultan dan kongkow-kongkow seru kita. Dan yang paling penting...sertifikat buat memperbaiki curriculum vitae...huehehehe
Dan Ya Allah, izinkan aku untuk sekali lagi mengucapkan terima kasih atas segala karuniamu... tapi boleh kan aku memohon untuk hari-hari selanjutnya..
tuetep nguarepp..hihihi...
Saturday, December 08, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
8 comments:
makanya...kalau berniat yang baik dunk. Masak niat dapet 18 juta buat jalan-jalan, coba buat nikah...huehehe
ciee...udah kepikiran buat nikah ya okky? hehehe....
oh ya, selamat ya atas penghargaan yang diraih. saya juga bangga ada bang yamin di sana meraih juara 1 hardnews politik. sekali lagi selamat atas penghargaan yang diraih. Jurnas memang te-o-pe deh! hehe... :-)
eiii mbak okky hihihihihi :D selamat yahhh sayyy udah jadi finalis juga hebat banget, bayangin saingannya ada 2,117 karya :)
tahun depan ikutan lagi, ya, siapa tau acaranya di bali (hihihihi) *ngarepppp*
Mbak Okky... Ini Dimas dari Sampoerna. Menurut saya mbak, dengan pengalaman mbak seperti yang mbak tuturkan yaitu masih dalam tahap pertama saja sudah mampu masuk ke finalis. You are half way there and just another half way to be there :-) So, jika tahun depan mbak ikutan lagi misalnya... tak jauh kan jalannya?
Aku juga sama kok perasaannya dengan Mbak Okky "bisa gak ya, aku jadi PR yang ulung" lalu "bisa gak ya wartawan menganggapku sebagai teman dan menjadi mitra penyedia berita yang baik?" itu semua pertanyaan dalam lubuk hatiku, tapi aku tak ada pilihan lain kecuali mencoba dan terus jalan saja, karena berhenti adalah kegagalan :-)
Moga2 saja inputku dapat berguna buat Mbak Okky :-)
OK ya mbak sampai jumpa
Dimas Drajat
PT. HM Sampoerna Tbk.
*) eriek : ciyeee..mentang2 alumni Teknokra. Anyway Thank banget ya..
*) Mba Hanny & Mas Dimas : kolaborasi Sampoerna & Maverick bener2 luar biasa. Terima kasih banget ya dah bikin ajang kayak gini. Sukses untuk acar2 selanjutnya..moga bener2 di Bali..huehehe
Okky dear...
Selamat ya...despite all, you have done a great job:)
I am so proud of you...anak HI jadi finasil Adiwarta:)
You go girl!!!
-www.thearizkia.com
wah, aku telat komen.
lumayan ki, 3 juta buat nyicil tenda nikah 'disana' hehe.
anyway, selamat ky. as i've ever said before, you can do it!
*masih kepikiran yg 'cerita ym malam itu'?:p
wah mas dimas dari sampoerna langsung kasi komentar ni..hehe..
well say, tergores saja namamu dalam sejarah itu sudah bagus banget loh, jadi bersabarlah untuk menjadi yang terbaik ya..
lagipula ada baiknya, kalo dapat hadiah 18 juta sekarang aku pasti sudah minta pinjaman ke engkau..hahahaha.
ok deh selamat ya..
waduh lama banget gak nyasar kesini ternyata ada berita besar rupanya. Selamat ya mbak Okky, saya dukung deh mbak, saya seneng kok baca tulisan-tulisannya.sekali lagi selamat!!!
Post a Comment