About Me

My Photo
Okky Madasari
Menulis, memotret, merangkai nada, dan menikmati perjalanan adalah hobi tercinta saya. Blog ini hanya kamar penuh serakan gambar dan kata, jejak-jejak pengalaman dan peristiwa. Hak cipta tulisan dan gambar ada pada pemilik blog. Selamat membaca.
View my complete profile

Thursday, November 22, 2007

Semua yang Hilang


BUPATI cantik itu berbicara setengah histeris. Nada suaranya tinggi, penuh amarah. Matanya membelalak, masih terlihat merah, pertanda baru saja mencucurkan air mata.

“Saya janda. Bekerja keras untuk anak dan keluarga. Saya bekerja di Kalimantan Timur bukan diberi Pak Syaukani!” katanya sambil mengacungkan jari.

Kata-kata terus meluncur dari mulutnya. Pembelaan diri bahwa yang dilakukannya bukan kesalahan. Keyakinan bahwa dia bukan seorang koruptor.

Mendengar kelantangan suaranya, tak akan ada yang menduga jika beberapa menit sebelumnya perempuan ini menangis meraung-raung dan nyaris pingsan.

Justru kini, rombongan yang menunggui pemeriksaannya di KPK selama 9 jam yang tak mampu menahan tangis. Mereka terisak dan berteriak, berusaha menghentikan omongan Si Bupati. “Sudah Ibu…sudah…”

Lalu semuanya berjalan dengan cepat. Petugas KPK menggiring Si Bupati menuju mobil tahanan. Rombongan pendukungnya langsung masuk ke mobil masing-masing. Mesin menderu. Iring-iringan mobil berjalan.

Bupati Minahasa Utara, mantan Putri Sulawesi Utara, Direktur Utama Pt Mahakam Diastar International, Vonnie Anneke Panambuan, memulai hari-harinya di rumah tahanan Bareskrim Mabes Polri. Dia ditahan, satu bulan menjelang perayaan Natal.

Sebuah kenyataan hidup yang mungkin tak pernah terbesit sedikitpun di benak Vonnie. Bahkan saat menerima lebih dari Rp6 miliar untuk mengerjakan uji kelayakan pembangunan bandara di Kutai Kartanegara. Padahal, hanya butuh sekitar Rp2 miliar untuk melakukan uji kelayakan.

Mungkin dia hanya berpikir tentang betapa indahnya kehidupan dengan pundi-pundi kekayaan yang dimiliki. Tentang jumlah mobil dan banyaknya rumah. Tentang kehormatan dan kekuasaan. Kini, alih-alih menikmatinya, penjara justru yang didapatkan.

Vonnie bukanlah satu-satunya. Hampir setiap hari saya menyaksikan tangisan, amarah, dendam, juga sesal dari pesakitan-pesakitan kasus korupsi di negeri ini.

Orang-orang yang semula hampir telah mendapatkan segalanya dalam hidup mereka. Karier cemerlang yang terwujud dalam jabatan, harta yang berkecukupan, kehormatan, dan nama besar. Segalanya dinikmati dengan cinta yang melimpah dari orang-orang terdekat.

Orang-orang yang telah lama bekerja keras. Memeras keringat dengan harapan dapat menikmati kebahagiaan hidup di dunia. Menumpuk kekayaan agar bisa hidup berkecukupan sampai akhir hayat, juga untuk keturunannya.

Beberapa diantaranya telah berusia senja. Masa-masa dimana hari-hari diisi dengan berlibur di rumah tepi danau bersama anak dan cucu. Saat seharusnya dia menikmati hasil kerja keras selama bertahun-tahun, bukan malah duduk seorang diri dalam sel sempit dan dihujat orang setiap hari.

Manusia seringkali lupa, ketika semua telah dimiliki dengan sempurna, saat itulah kita akan kehilangan.

*) foto : mantan Gubernur Kalsel, Sjachriel Darham, sholat berjamaah dengan istrinya di Pengadilan Tipikor di sela-sela sidang korupsi yang dilakukannya.

1 comments:

Anonymous said...

Memang...untuk urusan dunia, manusia ga pernah ada puasnya. Mudah2an kita tidak mudah tergoda ya, melakukan hal yang merampas hak orang lain bagaimanapun bentuknya:)