Friday, December 16, 2011
Sawit
Kami bapak kandung kelapa:
membuahi benih perkasa,
melawan semua cuaca,
hingga mereka berkelana
jadi minyak goreng di kota,
menjelma uang penguasa.
Kami lahirkan adiknya,
Menidurkannya dengan doa
agar kelak setia
menjaga rumahnya,
menghibur tanahnya.
Mereka pergi juga
menyusul kakaknya,
meninggalkan kami
terkucil di tanah ini.
Bertahun-tahun menanti,
mereka pulang hari ini.
Bukan minyak dan uang,
melainkan siluman.
Tega menghabisi
orangtua sendiri.
(Perkebunan Sawit - Riau, Desember 2006)
Labels:
perkebunan,
Riau,
Sumatera
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment