Kenaikan BBM 28,7 % segera diumumkan. Kata Ibu Menteri cantik mantan pegawai IMF itu, ini semua demi menyelematkan APBN. Harga minyak dunia yang sudah sampai
130 Dollar per barel membuat beban subsidi tambah berat. Jadi, subsidi harus dicabut demi keutuhan hidup berbangsa dan bernegara.
Kata Pak Menteri yang punya Lapindo, subsidi akan diberikan pada orang-orang Indonesia yang lebih membutuhkan. Orang yang memenuhi kategori miskin yang ditetapkan pemerintah,punya KTP, juga punya Kartu Keluarga, dan tentu saja sudah
Terdaftar. Kalau sudah memenuhi syarat, mereka akan dapat Rp700 ribu tunai setelah antri di Kantor Pos dengan menunjukkan kartu kecil tanda ia terdaftar dan diakui sebagai warga miskin.
Sampai saat ini saya belum didaftar buat dapat BLT. Yaiyalah...! Secara
saya seorang karyawan swasta dengan penghasilan di atas upah minimum
Provinsi DKI Jakarta, yang sekitar Rp850 ribu.
Saya juga tidak ikut demo
menentang kenaikan BBM. Malu sama Pak Presiden, kan pencabutan subsidi demi
keutuhan hidup berbangsa dan bernegara. Lagipula, katanya, BBM itu hanya
dibeli orang kaya. Mobil mereka yang sebangsa Nissan, Lexus, sampai Land
Rover, yang menghabiskan stok BBM. Pengguna motor seperti saya paling
cukup 4 liter untuk tiga hari. Jadi kenaikan dari 4500 menjadi 6000 enteng
deh!
Sebenarnya sejak awal saya berada pada kubu yang menolak pencabutan subsidi BBM. Menurut saya, masih ada cara lain yang bisa dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan APBN. Misalnya dengan melakukan penghematan pada anggaran departemen, mengusut larinya pajak yang entah kemana, dan terutama memberantas korupsi. Saya tahu, subsidi memang tidak bisa diberlakukan selamanya. Tapi pencabutan subsidi harus terlebih dulu didahului dengan peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat. Jadi tidak sekarang.
Argumen yang mengatakan BBM lebih banyak digunakan golongan ekonomi atas juga tidak relevan. Memang sih, saya hanya butuh empat liter bensin untuk tiga hari. Tapi coba lihat imbas kenaikan BBM pada harga-harga lain.
Semalem mie goreng langganan di depan kost naik jadi
7000. Padahal tiga bulan lalu baru naik dari harga awal 5000 menjadi 6000.
Pindah tempat makan, nasi pecel ayam yang biasanya 6000 sekarang sudah
9000.
Ibu kost juga ikut bawel. Katanya karena uang keamanan dan listrik naik,
kost juga dinaikkan 50 ribu. Lhadalah, mbak-mbak yang biasa mbantu
nyetrika baju juga minta kenaikan upah, yang biasanya 50 ribu sebulan jadi
70 ribu.
Koran-koran langganan juga sudah naikkin harga. Itu The Jakarta Post yang biasanya saya baca biar sedikit-sedikit melek bahasa inggris naik dari 5000 jadi 5500. Walah! Tambah mumet pas obat muka habis. Dua bulan lalu naik 10 ribu dari harga awal. Hmm...ya walaupun kerjanya berpanas-panas dan keringatan tiap hari, jaga penampilan muka kan tetep penting :)
Kekasih saya punya pendapat yang berbeda dengan saya. Selama dua minggu terakhir sebelum malam ini akhirnya Pak SBY mengumumkan kenaikan, diskusi tentang BBM mewarnai hari-hari kami. Dia, yang pro pencabutan subsidi, berulangkali berkata, "BBM memang harus naik." Kata dia, bahkan sudah saatnya semua subsidi dicabut. Sudah tidak zamannya lagi negara memberi subsidi.
Khusus untuk subsidi BBM, pencabutan adalah langkah jangka pendek yang harus dilakukan. "Soal pajak dan pemberantasan korupsi itu solusi jangka panjang, Sayang," katanya.
Ya..ya..ya..kami tak harus menyatukan pendapat. Hanya mungkin kita perlu menghitung ulang estimasi biaya pernikahan,Sayang :)
*)Catatan menjelang detik-detik kenaikan BBM. Versi asli dipublikasikan pertama kali di milis internal perusahaan untuk mendorong penyesuaian gaji dengan inflasi tahun 2008 terutama setelah BBM dinaikkan
5 comments:
waah, ujung2 nya itu lho..biaya nikah!
jadi kapan?:p
*anyhow,tetap berat buat rakyat BBM naik
:-)
iya, Ki...BBM naik, pasti semua naik...
buat undangan,cincin, kebaya, atau bahkan mahar, hehehe
belum lama saat sy naik bus, ada kondektur dan kernetnya bilang "kalo mau naik bbm, naikin aja jd Rp 10.000 kaya singapura, tapi pendidikan sekolah, kuliah GERATIS. jadi orang tua gak pusing!" sambil ngeledek pemerintah. coba pemerintah berfikir seperti ini....
suit...suit..biaya nikah..:)
bener Ky..jadi pusing nih. biaya nikah jadi melonjak:))
Post a Comment