About Me

My Photo
Okky Madasari
Menulis, memotret, merangkai nada, dan menikmati perjalanan adalah hobi tercinta saya. Blog ini hanya kamar penuh serakan gambar dan kata, jejak-jejak pengalaman dan peristiwa. Hak cipta tulisan dan gambar ada pada pemilik blog. Selamat membaca.
View my complete profile

Tuesday, April 17, 2007

Senyum Sang Perempuan


Ada kalanya, satu lembar potret bisa bercerita lebih banyak dibanding ribuan kata-kata. Karena itu, kali ini saya mencoba bercerita tentang kehidupan perempuan bukan dengan kata. Kecuali potret pertama ini, seluruh potret adalah hasil jepretan saya. Diambil dengan kamera Casio Z-60, secara teknik hasilnya sudah pasti sangat biasa. Tapi sesuai keyakinan saya, fotografi adalah bagian dari seni. Rasa lebih penting dari alat dan teknik. Dengan rasa seorang perempuan, saya abadikan "Senyum Sang Perempuan". Selamat Hari Kartini.

picture by Yudhi Sukma, Tangkuban Perahu, Jawa Barat



"Senyum Sang Perempuan"
Pictures and text by Okky P. Madasari


"Bukan Penari Jalanan"
Pelawak terkenal, Yati Pesek, menari di jalanan kota Yogyakarta untuk menggalang dana bantuan bagi korban gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah, 27 Mei 2006.


"Metik Teh"
Kerja mulai pagi hingga sore, memetik pucuk teh di perkebunan teh kaki Tangkuban Perahu. Tak apa tangan kasar dan muka gosong. Yang penting tetap tersenyum dan masih bisa makan hari ini.



"Aisyah"
Aisyah, seorang petani penggarap di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Saat padi mulai menguning dan panen hendak tiba, Ia harus menunggui padinya sepanjang hari. Jangan sampai rombongan burung mendahului memanen padi.



"Kemana Mbah?"
Usia boleh tua, kulit boleh keriput, tapi semangat dan kekuatan tak akan ada habisnya. Perempuan suku Baduy Luar tengah melakukan perjalanan.



"Boneka"
Dengan malu-malu, dia mengintip dari balik jendela rumah kayunya. Melihat matanya, senyumnya, dan seluruh penampilannya, mengingatkan saya padasebuah boneka plastik. Harta berharga bagi satu keluarga miskin.




"Belajar Dandan"
Di tengah ribuan hektar perkebunan kelapa sawit, Kabupaten Siak, Riau, satu keluarga miskin tinggal. Kontras dengan segala kekayaan alam yang ada di sekitar mereka. Tapi, tak beda dengan perempuan yang tinggal di rumah gedongan, perempuan di keluarga ini tetap menggunakan gincu dan bedak. Tak apa meski belepotan, maklum baru belajar.



"Cantik ala Kami"
Beberapa gadis suku Baduy Dalam memiliki dandanan dan pakaian yang khas. Mereka gemar mengenakan perhiasan manik-manik yang bisa dibeli ketika hari pasaran tiba di sebuah pasar tiban dengan berjalan kaki sekitar 30 kilometer. Suku Baduy Dalam melarang pengunjung memotret ketika berada di kampung mereka. Hari pasaran menjadi kesempatan untuk mendapatkan potret Suku Baduy - termasuk gadis-gadis Baduy Dalam. Mereka tetap terlihat cantik dengan caranya sendiri.



1 comments:

Anonymous said...

bagus...gut, nice pictures!

btw, harusnya posting tanggal 21 mbak.. :D

*koq yang motret bukan mas...ehem.