Pagi ini ia nyelonong masuk istana,
hanya mau tahu ada apa di sana.
Tentara memburunya untuk dipenjara:
"Kamu sudah menghina negara."
Ia melarikan diri dan sembunyi
di gedung belanja tertinggi.
Sial, ia tertangkap satpam patroli,
diarak, ditendang, dipukuli:
"Sandal jepit tak boleh ke sini."
Babak belur ia berjalan terseok
sampai ke gang paling pelosok.
Ia masuk ke masjid yang sepi,
tertidur sampai tak ada matahari.
Saat bangun orang berkerumun:
"Ini rumah Tuhan yang kami junjung."
Orang-orang yang marah
membuangnya ke kali.
Larut dalam sampah,
hanyut bersama tai.
Di ujung kali ia bertemu lautan,
terapung jauh sampai daratan.
Terdampar di pulau sunyi,
tak ada lagi yang peduli.
(Tanjung Benoa, Januari 2008)