About Me

My Photo
Okky Madasari
Menulis, memotret, merangkai nada, dan menikmati perjalanan adalah hobi tercinta saya. Blog ini hanya kamar penuh serakan gambar dan kata, jejak-jejak pengalaman dan peristiwa. Hak cipta tulisan dan gambar ada pada pemilik blog. Selamat membaca.
View my complete profile

Wednesday, July 28, 2010

Kabar dari Muara

Di sinilah kami sekarang : sebuah rumah sederhana berhalaman luas yang dimiliki dengan segenap upaya. Di tengah suasana asri pinggiran lembah Ciliwung, di antara penduduk asli Jakarta yang lugu dan tak banyak tahu. Tempat di mana kami bisa mendengar kokok ayam tetangga setiap pagi dan cicit-cicit burung gereja yang mampir di pohon rambutan tua kami. Di sini kami kerap lupa, kota yang penuh hingar bingar, jalan tol Simatupang yang penuh kendaraan, dan gedung megah ANTAM hanya sepelemparan batu jauhnya.

Inilah kisah lain tentang Jakarta. Di antara banyaknya gedung-gedung tinggi dan restoran cepat saji, ada sekelompok orang yang tak pernah kenal bank sama sekali. Di antara banyaknya sekolah mahal dan bergengsi, orang-orang masih menganggap pendidikan sebagai sesuatu yang mewah dan tak mesti dipenuhi. Tentang orang-orang yang menyerah pada laju pembangunan dan terdesak oleh kebutuhan, yang perlahan-lahan menyerahkan tanahnya pada pendatang, seperti kami ini.

Ah, terlalu banyak kisah tentang kampung ini untuk bisa saya pilih salah satu dan disajikan dalam tulisan menarik di blog. Kelak, saya ingin mengabadikannya dalam sebuah kumpulan cerita. Sebuah tulisan yang akan menjadi pengingat dan saksi atas sebuah perubahan. Mungkin juga sebagai ucapan terima kasih pada kampung ini, yang telah memberikan tempat nyaman dan asri untuk kami.

Iyah, sepertinya kami akan berutang banyak pada tempat ini. Di kamar berjendela lebar yang langsung menghadap taman dan rambutan tua, dua minggu lalu saya menyelesaikan novel kedua saya. Separuh bagian novel itu saya selesaikan di rumah ini. Kadang di teras rumah, sambil merasakan percikan-percikan hujan. Kadang di ruang utama, beralaskan bantal oranye besar pasangan sofa.

Di kampung ini pelan-pelan kami juga mewujudkan satu persatu mimpi. Tentang keinginan untuk berguna bagi manusia dan kemanusiaan. Semuanya kami mulai dari yang paling kecil. Memanfaatkan bangunan sebelah rumah untuk menjadi Taman Kanak-Kanan Muara Bangsa. Hei, bahkan taman kanak-kanan saja merupakan barang mewah di kampung ini. Jarak yang terlalu jauh - yang tak bisa dijangkau dengan jalan kaki - dan biaya yang terlalu mahal. Banyak di antara anak-anak kampung ini yang dulu tak pernah TK. Mereka memilih langsung masuk Sekolah Dasar, demi memudahkan banyak hal.

Ah, untuk yang satu inipun rasanya kami masih belum layak untuk terlalu banyak berbagi cerita. Masih banyak yang mesti dilakukan. Masih terlalu kecil untuk menjadikannya sebagai kebanggaan.

Dan lebih dari semuanya, Kampung Muara menjadi tempat bagi kami untuk banyak-banyak belajar. Tentang hidup dan kehidupan. Tentang manusia dan kemanusiaan.

0 comments: