Tidak mudah memberi pemahaman pada mereka kenapa Sang Ayah harus menebus kesalahan dengan nyawa. Sama tak mudahnya untuk memberi pemahaman pada seorang pelaku bom bunuh diri bahwa surga tak bisa didapatkan hanya dengan sekali ledakan besar.
Anak-anak sangat dipengaruhi lingkungannya. Saat Sang Ayah dikubur, lalu keluarga menangis, mereka hanya tahu ada yang melakukan kejahatan pada mereka. Membunuh Ayah mereka, merampas milik mereka, dan menciptakan kesedihan dalam keluarga mereka.
Saya penasaran apa yang akan dikatakan ibu-ibu, kakek-nenek, paman dan bibi, untuk memberikan penjelasan yang paling masuk akal dan bisa dimengerti dengan mudah oleh anak-anak. Penjelasan yang bisa menjernihkan keruhnya pemikiran dan meredam benih-benih dendam.
Siapapun tak ingin eksekusi pada tiga orang ini meninggalkan benih-benih kebencian baru. Memunculkan jiwa-jiwa baru yang bersedia mengorbankan nyawa untuk mencapai sorga. Merubah kepolosan anak-anak menjadi calon penerus gerakan ayahnya.
Saya hanya bisa memikirkan anak-anak Imam Samudra, Amrozi, dan Ali Ghufron, tanpa tahu harus berbuat apa. Saya hanya bisa membayangkan ketika setiap anak - termasuk anak-anak Amrozi, Imam, dan Ali Ghufron- bisa tumbuh dengan lebih manusiawi.
Mereka semua perlu tahu, hidup terlalu singkat untuk hanya diakhiri dengan darah dan air mata. Memahami bahwa masing-masing kita bukan sekedar hidup untuk sorga dan neraka.
Saya percaya pengalaman masa kanak-kanak akan berpengaruh besar pada pola pikir seseorang. Apa yang didengar di masa lalu, itu yang akan dikatakan di masa datang. Peristiwa paling membekas yang pernah dilihat di masa kecil, akan selalu membayang di hari depan.
Dan inilah hal paling sederhana yang baru bisa saya lakukan...
1 comments:
aku dah berkunjung k proyekmu itu ky.
salut untuk kamu:)
Post a Comment